Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Tahun Perjuangan

Gambar
Tahun 2010 ini saya mulai dengan kekalutan dan kecemasan tingkat tinggi. Kekalutan dan kecemasan yang saya alami tersebut berangkat dari ketertinggalan saya oleh teman-teman sekelas yang proposal tesisnya sudah disetujui. Sementara, proposal tesis saya masih ngalor ngidul ndak karu-karuan. Alasan berikutnya adalah, calon mertua saya mengijinkan anaknya saya nikahi, asal kuliah saya selesai. Barangkali alasan kedua inilah yang lebih membuat kalut dan cemas hati saya.

Surat untuk kekasihku

Gambar
Saya ingin berkirim surat kepadamu, kekasihku. Surat ini bukan apa-apa, sekadar ingin bercerita. Belasan anak kecil, laki-laki dan perempuan usia lima tahunan kebawah, berlari saling berkejaran mengelilingi kolam renang anak-anak. Jerit dan tawa kecil mereka seolah memenuhi area kolam renang yang didekorasi dengan pita dan balon warna-warni. Belum lagi warna-warni pakaian yang dikenakannya, semakin menambah aura kegembiraan di wajah mereka. Saya sengaja mencari posisi tempat untuk duduk di daerah yang lebih tinggi dan lebih lapang, meski tanpa kursi.

Miskin Tekstual dan Miskin Kontekstual

Dalam paham positivisme-materialistik, miskin itu tidak miliki materi atau gampangnya ‘tak punya banyak duit’, tak miliki barang-barang mewah dan barang-barang merek dagang dunia. Era modern, meski perlahan, namun terus menerus mendorong dan memaksa kita untuk berpaham seperti itu. Hingga kemudian kita sendiri menyaksikan kenyataan bahwa sebagian dari kita kelabakan, manakala tak punya uang atau duit.

Adipura Adalah Penghargaan untuk Masyarakat

Untuk yang ke empat kalinya Kabupaten Lahat meraih Adipura. Prestasi ini adalah buah dari peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan tetap asri. Karena itu, Adipura merupakan penghargaan kepada masyarakat. Di tahun 2010 ini, Kota Lahat meraih piala Adipura ke empat kalinya untuk kategori kota sedang. Tahun 1999, 2007, 2009, dan tahun 2010. Sebenarnya, Lahat juga pernah memperoleh predikat kota terbersih untuk wilayah Sumatera Selatan pada era 1960, 1970 dan 1980-an. “Perolehan Adipura kita terhenti pada tahun 2008. Mungkin karena memang nilai kita kurang pada waktu itu,” kata Ir H Erwan Roni, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lahat.

3 R untuk Pengolahan Sampah

Untuk mempertahankan Piala Adipura, Pemerintah Kabupaten Lahat serius menangani masalah sampah. Ke depan pihaknya akan mengeluarkan kebijakan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Piala Adipura sudah dalam genggaman, tugas berat selanjutnya adalah mempertahankan agar piala bergengsi di bidang kebersihan tersebut dapat diraih kembali di tahun-tahun berikutnya. Salah satu indikator pentingnya adalah kebersihan, termasuk sampah. Untuk soal ini, pemerintah daerah Lahat secara sungguh-sungguh menanggulangi persoalan-persoalan sampah yang nyaris terjadi setiap hari.

Hapus Ketergantungan

Kabupaten Empat Lawang ingin menghapus ketergantungan benih ikan, bibit sawit dan karet pada daerah lain. Bahkan Kabupaten Empat Lawang bertekad ingin dikenal sebagai sentranya.

Kembalikan Kejayaan Sungai Musi

Jalajah Musi 2010 Sungai Musi, tak hanya menyimpan sumber protein hayati seperti ikan. Sungai Musi juga merupakan jalur transportasi yang menghubungkan masyarakat di sekitarnya dengan dunia luar. Apalagi banyak jenis kayu berkualitas tumbuh di seputarannya, sungai Musi juga menjadi jalur transportasi efektif untuk menyebarkan hasil buminya itu. Seiring berjalannya waktu, sungai Musi beralih fungsi. Tak hanya dimanfaatkan sebagai tempat mandi dan mencuci, serta menjadi kakus. Bahkan kini juga menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah. Ekspedisi Jelajah Musi 2010 bermaksud mendorong masyarakat untuk mengembalikan fungsi sungai Musi sebagaimana mestinya.

Pesepakbola Nasional Datang dari Jayaloka

SSB AJAK FC Tebing Tinggi Pesepakbola Nasional Datang dari Jayaloka Anak-anak di Kabupaten Empat Lawang tak perlu pergi jauh untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pesepak bola profesional dengan hadirnya SSB (Sekolah Sepak Bola) AJAK FC di tengah-tengah mereka. Kehadirannya tak sekadar mengikuti tren. Memang tak setenar akademi sepak bola waralaba klub asing berkelas dunia. Tapi kehadirannya, mampu menjadi tangga menuju cita-cita.