Gara-gara Potong Rambut
“Dasar goblok, tidak sadar diri, ngaca dong!” Saya dicerca sedemikian rupa oleh sahabat saya sendiri. “Mana mungkin ia cinta padamu, wong kenthir (orang gila), dia itu siapa, kamu siapa. Jangan naif dong!” kalimat yang terakhir itu, jelas saya tidak mengerti artinya. Dicerca sedemikian rupa itu, saya tidak bereaksi apa-apa, tetap duduk sambil membuka lembar demi lembar buku yang saya pegang tanpa sama sekali ada maksud untuk membacanya. Saya maklum betapa besar rasa sayang sahabat saya itu, kepada saya. Tapi dasar saya yang katanya goblok tidak pernah bisa benar-benar menyadarinya. Sudah berkali-kali ia berlaku demikian kepada saya dan inti kata-katanya selalu mudah ditebak. Ia menyayangkan umur saya yang sudah tua (menurutnya) yang tidak segera menemukan calon istri dan bahkan terbentur kenyataan selalu ditolak mentah-mentah oleh perempuan. Kalaupun tidak ditolak pasti ditinggal kawin.