BELING GORENG


Seperti sabtu-sabtu sebelumnya, saya dan istri beres-beres rumah. Kebiasaan itu sama sekali tidak direncanakan dari awal, mengalir begitu saja. Kemudian ada semacam kesepakatan batin bahwa hari sabtu adalah hari beres-beres rumah. Jadwal ngajar saya siang, sementara istri memang libur sabtu dan minggu.
Sabtu kemarin, saya nyemprot rumput yang sudah meninggi di sekeliling kontrakan. Sementara istri bersih-bersih rumah dan masak. Belum usai pekerjaan nyemprot, istri memanggil untuk sarapan.
Soal masak-memasak, istri saya memang baru belajar masak ketika sudah menikah dan berumah dengan saya. Meski baru belajar tapi luar biasa lezatnya. Meskipun tak jarang dibantu dengan telpon sana-sini.
Pagi itu istri masak nasi goreng campur mie instan. Perut memang sudah lapar, begitu dipanggil istri sarapan, saya langsung oke.

Terbayang sudah sarapan yang lezat dan nikmat seperti hari-hari sebelumnya. Tapi bayangan itu segera saja sirna dan perut langsung kenyang bahkan ketika pada suapan pertama. Keraaaaas! Klethuk-klethuk.
“Kamu masak beling ya, bu?” saya coba memprotes.
“ Eh, kenapa emangnya nasi gorengku?” ia malah balik tanya.
“ Ambil nasinya terus duduk sini. Mari kita makan bareng-bareng,” jawab saya.
Segera saja ia menjumput nasi goreng yang masih di penggorengan dan, “ Ha…kok keras gini sih?” istriku yang masak saja nyaris tak percaya jika nasi gorengnya keras.
“ Aduh…suamiku maaf, ya,” katanya. “ Pengennya sih bukan masak begiti,” lanjutnya.
Demi tidak menyakiti hatinya, kulahap juga sepiring beling goreng itu sembari cerita-cerita seputar masak memasak. Setelah keadaan kuanggap normal, saya minta istri untuk menceritakan perihal beling goreng itu.
Cerita punya cerita, mie instannya tidak dimasak terlebih dahulu. Begitu nasi gorengnya masak, mie nya langsung diremas dan diaduk menjadi satu. Walhasil, nasi goreng yang seharusnya menjadi sarapan luar biasa berubah seperti beling digoreng, klethuk-klethuk. Itu beling goreng ala istri saya.
Apapun, bagaimanapun kamu masak, istriku. Aku tetap menghargai inisiatif cintamu itu. Saya sodah bosan makan masakan warung yang begitu-begitu saja. Sungguh, masakanmu penuh improvisasi, rasa dan bentuknya. Luar biasa!

Kontrakan Bukit Merapin. Minggu, 29 Januari 2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Berhaji dengan Bambang

Panorama Alami Air Terjun Perigi

JEJAK PENYAIR