JADI MENIKAH



Pukul setengah lima pagi saya sudah bangun. Langsung mandi, shalat subuh dan sarapan.
Tidak seperti hari biasanya, saya bangun pagi-pagi benar. Hari ini sebelum jam 8.00 pagi saya harus sudah sampai di Paya Benua, sebab acaranya dimulai jam 8.00 . Paya Benua itu  kampung Istri saya. Ya, istri saya yang baru satu hari kunikahi.
Kemaren, Sabtu 12 November 2011 jam 3 sore saya menikah dengan mantan pacar saya yang cantik itu, yang sekarang sudah jadi istri saya. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar seperti jalan tol. Tapi resepsinya baru hari ini. Karenanya, setelah akad nikah saya belum diperkenankan menginap di rumah mertua. Saya pulang lagi ke rumah Om saya. Satu jam perjalanan dari Paya Benua. Makanya, saya pagi-pagi benar sudah bangun.





Sembari sarapan, tangan kiri saya mengurut-urut kaki saya yang pweeeegweeeel minta ampun. Usai para saksi mengucapkan “ sah” dan disusul doa oleh pak penghulu, kemarin itu. Sekujur tubuh rasanya pweeeegweeel. Mulai dari ujung kuku kaki hingga ujung rambut kepala.
Kata sahabat saya “Itu namanya akumulasi kecapekan.”
Barangkali begitulah adanya. Saya harus bolak-balik dari kontrakan ke rumah mertua untuk mengurusi segala macam keperluan dan acara pernikahan kami berdua. Memang ada beberapa sahabat dan saudara yang turut membantu persiapan itu. Namun, rupanya itu juga menurut saya belum bisa saya lepaskan begitu saja. Maklum, ini kan pernikahan saya. Saya ingin semua  klop dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Jadi, meski sekadar berfungsi sebagai kontrol saja, namun pekerjaan ‘kontrol’ itu pu sudah cukup banyak menguras energi. Tenaga yang dikeluarkan tak begitu besar, tapi energi yang dibutuhkan harus ekstra. Tak salah jika para pemimpin, ketua, dalam bidang apa pun salary nya pun lebih besar dari pekerja.
Sesaat sebelum rombongan berangkat, kami sempatkan berdoa terlebih dahulu. Dan Om saya masih sempat mem breafing rombongan yang hendak berangkat pagi itu. Saya tidak begitu memperhatikan apa yang di breafing kan. Badan yang terasa letih plus pegel-pegel yang menghuni badan saya mempengaruhi konsentrasi. Usai berdo’a, masih sempet foto-foto di depan rumah Om. Ck ck ck ck
Ini agenda acara minggu 13 Nopember 2011 itu; pembacaan shalawat oleh orang-orang di kampung atau istilahnya ‘marhaban’. Lantas khataman Al Qur’an oleh kedua mempelai; saya dan istri. Sebelum acara terakhir, do’a, terlebih dahulu saya dan istri menyalami seluruh hadirin yang datang pagi itu, sembari diciprati minyak wangi, baik, saya maupun orang yang saya salami. Saya tak tahu minyak wangi apa, yang jelas baunya begitu menyengat, sehingga beberapa orang yang kami salami menolak, diciprati minyak wangi itu.
Acara tersebut selesai jam 10.00 wib. Saya dan istri langsung digiring ke pelaminan untuk menerima tamu undangan yang mulai berdatangan. Tapi sebelumnya saya sempatkan dulu ‘pipis’.
Berdiri, duduk, salaman. Berdiri, duduk, salaman. Berdiri, duduk, salaman. Begitu dan begitu terus. Meski Cuma berdiri, duduk ternyata menguras energi dan tenaga. Saya dan istri  istirahat sebentar usai shalat dhuhur. Lantas ke pelaminan lagi.
Sesekali foto berduaan. Sesekali foto beramai-ramai. Sesekali foto bergaya resmi. Sesekali bergaya tidak resmi. Sesekali sama sekali tidak bergaya.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan sukses. Konsumsi yang sudah disiapkan cukup. Tamu undangan juga, 80% hadir. Hanya baju pengantin yang saya kenakan sedikit kegedean. Secara keseluruhan, saya senang.
Acara walimahan selesai kira-kira pukul 16.00. Alhamdulillah nya, hujan turun setelah acara selesai.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Berhaji dengan Bambang

Panorama Alami Air Terjun Perigi

JEJAK PENYAIR