DERMAGA JADI SAKSI





Setelah kurang lebih setengah jam menunggu, sebuah kapal cepat yang sedari tadi saya dan calon penumpang lainnya nantikan, akhirnya datang juga. Tak pelak, semua orang mendekat menyemut ke tepi dermaga, berikut dengan barang-barang yang hendak dibawanya. Ini bukan kali pertamanya saya menyeberang ke Pulau Bangka melalui Boom Baru, yakni pelabuhan kapal cepat jet poil pergi-pulang Palembang-Bangka. Ada dua merek kapal yang dioperasikan oleh dua perusahaan yang berbeda di sana, Express Bahari dan Sumber Bangka.
Saya tidak sedang atau akan mengiklankan kedua kapal tersebut. Saya hanya ingin menceritakan apa saja yang mungkin dapat saya ceritakan. Sebab meski sudah beberapa kali melakukan perjalanan melalui tempat itu, beberapa kali itu pula saya sama sekali tidak memperhatikan apa yang saya lihat di sana. Atas ketidakpedulian saya itu, akibatnya saya harus rela kehilangan handphone, sampai dua kali!.
Jika anda tidak ingin mengalami hal yang sama, setidaknya anda harus sedikit patuh dengan adat dan budayanya orang-orang yang akan bepergian melalui pelabuhan.
Pertama, manakala anda hendak mendekat ke dermaga, geserlah tas hingga posisinya di depan anda atau setidaknya tidak benar-benar di punggung anda. Atau jika anda tidak menggunakan tas, bawalah barang anda dengan posisi di depan anda. Ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa anda mampu mengawasi penuh, barang-barang yang anda bawa atau jika tidak, bisa-bisa kardus anda pindah kos-kosan atau resliting tas anda akan rusak. Sebab anda jangan lupa pula, ketika para calon penumpang merapat ke dermaga, pencuri dan pencopet juga turut serta merapati para calon penumpang dan mungkin salah satunya adalah anda. Meskipun terpampang di atas pintu masuk ‘HANYA UNTUK PARA CALON PENUMPANG’.
Kedua, rabalah pantat anda sendiri sesering mungkin, bukan karena tidak diperkenankan meraba pantat orang lain. Meraba pantat sendiri adalah budaya calon penumpang kapal. Itu penting jika anda menaruh dompet di saku celana belakang. Sebab bisa-bisa dompet anda akan rekreasi keman-mana. Meski banyak petugas keamanan di sana, keberadaannya sama sekali tidak ditakuti pencoleng, pencopet, perampas, dan juga calo. Malahan petugas keamanan itu seolah-olah sengaja diproyeksikan untuk menakuti para calon penumpang, bukan memberi rasa aman pada calon penumpang. Lihat saja mereka akan membentak, bahkan tak segan menampar calon penumpang yang dinilainya melawan. Tapi manakala ada yang kecolongan atau kecopetan, mereka akan pura-pura sibuk mencari pelakunya, dan mungkin saja malahan akan memarahi korban. Masuk akal sebab mungkin saja ia punya ’jatah’ dari para pencopet.
Di negara ini anda harus sebisa mungkin memproteksi diri, sebab jika harus berhubungan dengan pihak keamanan untuk mendapatkan rasa aman, sama dengan bersembunyi dari ular di kandang harimau. Saran saya, milikilah wajah, serem, sangar atau berperanlah seolah anda orang kejam dan bengis. Itu bisa anda praktikkan dengan berpenampilan seperti apa saja, tidak harus seperti gembel. Bahkan tak jarang yang berjas, berdasi, necis malahan lebih kejam dan lebih bengis. Jika anda bisa mempraktikkannya, amanlah itu.
Ketiga, jangan berlaku seperti pahlawan kesiangan, sok menolong orang. Dalam situasi normal, menolong orang itu baik bahkan diharuskan, tapi di pelabuhan DON’T TRY THIS. Orang-orang pelabuhan gemar memanfaatkan kebaikan orang lain, kecuali jika anda juga gemar dianiaya, ya PLEASE MONGGO. Kalau anda membawa barang dalam jumlah banyak dan besar, sumber daya manusia petugas bongkar muat sangat berlimpah di sana, jangan minta tolong kepada calon penumpang lain.
Untuk selanjutnya silahkan anda sediakan sedikit waktu jalan-jalan menikmati ramainya pelabuhan dan perhatikan apa saja yang terjadi di sana. Cukup itu saja cerita dari saya, semoga perjalanan anda aman dan nyaman. Saya sangat percaya, bahwa setiap orang memiliki kacamata yang berbeda dalam melihat dan mencercerna sesuatu, sehingga hasilnya pun akan berbeda pula. Hasil yang berbeda secara otomatis memunculkan pendapat yang berbeda. Pendapat yang berbeda mendorong adanya gesekan, gontok-gontokan, saling mencela dan berujung pada perpecahan. Keadaan itu diperparah oleh sifat dasar masyarakat kita yang gemar menikmati pertikaian orang lain, semakin bermusuhan semakin baik.
Mungkin anda punya pendapat lain mengenai hal ini dan mungkin juga pendapat anda bertentangan dengan pendapat saya. Bagi saya tidak masalah, saya tidak akan marah. Marah-marah itu jelek, bikin cepat tua dan menurut para pakar, seorang pemarah tidak akan pernah menghasilkan keputusan yang tepat dalam setiap menghadapi persoalan. Saya memilih untuk tidak marah, sebab saya tidak ingin menambah kejelekan tampang saya dan memercepat proses penuaan saya. Juga ketika saya dimaki-maki dengan penuh semangat oleh sahabat saya, karena saya bilang handphone saya hilang.'08
gambar (www.bawean.net)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Berhaji dengan Bambang

Panorama Alami Air Terjun Perigi

JEJAK PENYAIR