Sejarah yang Terpendam


Kota Pagaralam yang secara kasat mata sudah menyuguhkan keeksotisan sedemikian rupa, ternyata juga menyimpan keeksotisan tersembunyi yang tertanam di tanahnya. Belum lama ini beberapa batu megalit berhasil ditemukan di sana. Keberadaan situs berupa batu megalit itu seolah menegaskan bahwa Pagaralam memang sepatutnya menjadi destinasi utama para wisatawan. Sebab disamping alamnya yang memanjakan jiwa, sejarah pula dapat digali dari sana.
Batu megalit yang baru ditemukan tersebut mencirikan kebebasan seniman dalam memahat karena bentuknya yang unik, begitu dinamis dan monumental. Batu megalit tersebut adalah batu megalit berbentuk kerbau, batu megalit berbentuk seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan batu megalit berbentuk gong. Batu megalit berbentuk kerbau tersebut kali pertama ditemukan Arfan, salah seorang warga Jambatakar saat dirinya tengah asyik menggoda ikan-ikan dengan pancingnya di tepian Sungai Selangis Dusun Gunung Ilir Kelurahan Agunglawangan, Kecamatan Dempo Utara. Batu megalit yang selama ini oleh warga setempat dinilai tak lebih dari batu-batu pada umumnya tersebut berposisi seperti seekor kerbau yang tengah berbaring dengan kaki terlipat. Meski dua tanduk yang menjadi salah satu ciri kerbau sudah patah, serta beberapa bagian tubuh dari batu megalit tersebut telah berubah menjadi lahan tumbuhnya rerumputan, namun bentuknya masih dapat dengan jelas menggambarkan seekor kerbau. Dengan tinggi 2 meter dan lebar 1,5 meter, batu megalit berwarna putih kemerah-merahan itu secara keseluruhan berukuran dua kali lipat dari ukuran kerbau sebenarnya. “Tempatnya perlu dibersihkan agar nampak dengan jelas,” pinta Arfan.
Batu megalit berikutnya berbentuk seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Batu megalit ini ditemukan seorang warga bernama Apan, juga di Dusun Gunung Ilir. Hanya saja batu megalit ini ditemukan di areal persawahan, “Ukurannya lebih kurang tiga kali drum minyak,” terang Apan. Saat ditemukan, batu setinggi 1,5 meter tersebut kondisinya sudah tidak utuh lagi, “Kepalanya sudah lepas,” lanjut Apan.
Satu lagi batu megalit juga berhasil ditemukan di Pagaralam. Batu megalit yang baru ditemukan tersebut berbentuk gong dengan ukuran lebih kurang lima kali ukuran drum minyak. Selain bentuknya yang mirip alat musik tradisional gong. Batu megalit berbentuk bundar lonjong dengan tinggi 1 meter, lebar 2 meter dan pajang 5 meter tersebut juga mengeluarkan suara yang nyaris sama persis dengan gong manakala dipukul. Batu megalit gong tersebut ditemukan di kebun kopi milik warga Dusun Atungbungsu Kecamatan Dempo Selatan. Dusun tersebut hanya berjarak lebih kurang 1 km dari lokasi pembangunan lapangan terbang (Lapter).
Mendapati kenyataan banyaknya peninggalan batu megalit yang ada di daerahnya tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya Kota Pagaralam, Drs H Syafrudin MSi mengatakan bahwa pihak pemerintah akan segera pemagaran keliling pada sekitar ditemukannya batu-batu megalit tersebut, ”Namun sebelumnya akan kita lakukan pembebasan lokasi terlebih dahulu,” katanya. Ia menerangkan bahwa saat ini Pemkot Pagaralam memang belum memiliki lembaga kusus yang bertugas melakukan penelusuran terhadap benda-benda sejarah seperti batu megalit dan arca. Untuk menelusuri, menjaga dan melestarikannya pihak pemerintah juga nantinya akan melibatkan penduduk secara aktif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Berhaji dengan Bambang

Panorama Alami Air Terjun Perigi

JEJAK PENYAIR